Aku adalah pengembara
Merentas jalan yang berliku
Seringkali awan-awan cuba memijakku
Bila kuterbang merafaq ke atas
Mereka mencemburuiku kerana aku kapan bisa ke angkasa
Di lepas raya aku bebas
Bisa berjumpa si bidadari kayangan
Dan menghulur teternya ke mulutku
Dan sesekali terbang aku tak lagi berpijak
Di bawahku cuma semut-semut yang berungkai satu sama lain
Aku melihat mereka berlari, berjalan, merangkak tapi
Masih ditimpa kesesatan
bagai si pandir asyik terlupa jalan pulang
Malaikat pun datang seraya berkata
Cukuplah sudah engkau di langit
Sampai masa kau harus pulang semula
Aku membalas,
"Aku melistrikkan langit atas nama kecundang,
Ini kisah untuk orang-orang terbuang"
Ia akan tertimbus bila dibasahi hujan
Dan merekah bagai candu giur digelek bila kepanasan
Inikah epik yang hilang
Tatkala ku tersungkur mengejar bayangan
Wayang-wayang berterbangan
Bermusim-musim sering tewas di muka penceritaan
Di pintu zaman kita dipisahkan
Di pintu hakikat kita dilahirkan semula
Tapi kita tak akan bersatu
"Apa mungkin damai bersua tanpa restu?"
Kirimkan salam kepada damai
Dari pengembara untuk pengembara
Lesu mengusung seribu makna
Disanggah cerita - suka dan derita
1 ulasan:
EPIK YANG HILANG, umm...gentar benar rasanya hanya membaca tajuknya. Meluap dengan 'pengharapan' tentang apa yang akan diberi erti oleh isi. Catatan yang seindah seorang berpengalaman mengembara secara sewenangnya tanpa hala tuju, sambil bersatu jiwa dengan setiap langkah-langkah likuan yang dilalui. Amat-amat dirindui bait-bait penuh percintaan yang kompleks, tidak pasti butir percintaannya, laksana antara catatan Gibran. Metafora adunan cita rasa tinggi tentang kehidupan nan luar jangkauan. Permudah kata, memang seperti minda separa-mati seorang yang sedang mengalami K-HOLE (?). Hahaha.. Hebat dan suka...
Catat Ulasan