Bulan datang, datanglah ia!
dengan kunyit di wajahnya
dan ekor gaun
putih panjang
diseret atas kepala-kepala
dirahmati lupa.
Atas pejaman hati
yang rela
bergerak pinggul-pinggul bergerak
ronggeng palsu yang indah
para lelaki terlahir dari darah
Wahai manis, semua orang di kalangan
tahu apa bahasa bulan!
Kabur bulan adalah muka-muka
adalah hidup mereka
menggelepar bayang-bayang
ikan-ikan ditangguk nasibnya.
Gamelan bertahta atas nestapa
kuda di padang berpacuan
mengibas sepi merangkul diri
angin tak diharapkan
cari sarang dan tersia.
Ditolaknya sandaran nestapa
Dan bila bertumbuk ke langit
Terpantul kembali ke bumi
Lalu si jagoan bersorak
pada harap adalah gila yang lupa
Penyaplah, penyap
nestapa yang hitam ditolaknya.
Balik pula.
Pula ditolaknya.
Dan selalu ditolaknya.
Wahai, Manis, semua orang di kalangan
tahu apa derita bulan.
Willibrordus Surendra Broto Rendra a.k.a si Burung Merak
3 ulasan:
Alfatihah buat Almarhum.
Alfatihah buat wahyu sulaiman rendra.
Hilangnya warga linguistik unggul tanah Indonesia selepas Chairil, Pramoedya... sama2 juga...
Catat Ulasan